e-Broadcasting Institute (eBI) misalnya, sebagai lembaga independen penyedia layanan teknologi Radio 2.0 menyebut industri radio sudah memasuki revolusi.
Dengan teknologi Radio 2.0, siaran radio akan dapat dinikmati pendengar secara analog (AM/FM), digital, internet & mobile (live streaming dan podcasting) dan situs jejaring (facebook, twitter, dll).
"Substansi teknologi Radio 2.0 adalah
memanfaatkan teknologi terkini untuk mendukung semua aspek yang berkaitan dengan radio. Tapi teknologi Radio 2.0 ini bukan semata-mata radio internet saj", ujar Hemat Dwi Nuryanto, Chairman eBI, saat ditemui di sela-sela Seminar Nasional Teknologi dan Bisnis Radio 2.0 di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Selasa (13/4/2010).
Tidak hanya cara mendengarkan radio saja yang dikembangkan dengan Radio 2.0. Bagaimana pekerja di stasiun radio berkoordinasi, monitoring pemasang iklan, hingga pengawasan siaran pun dapat dilakukan secara real time.
"Teknologi tersebut memungkinkan siaran streaming, podcasting, dan semua data yang dibutuhkan stakeholder dapat diperoleh secara online, realtime", jelasnya.
Selama ada koneksi internet, pekerja di radio dapat me-manage dan me-monitor seluruh kegiatan siaran, mulai dari perencanaan materi siaran, jadwal iklan, hingga susunan lagu.
"Semua orang hampir tidak perlu lagi ke studio untuk mengatur siaran. Hanya penyiarnya saja yang datang", tanmbahnya. Dengan begitu, pekerja di radio dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas siaran.
Sumber: Detik.com